JAR TEST / FLOCCULATORS

Jar test adalah suatu percobaan skala laboratorium untuk menentukan kondisi operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah. Tujuan dari ujiĀ  jar test untuk mengetahui dosis koagulan yang tepat (optimum) untuk mengatasi kekeruhan pada air limbah (sampel). Fungsi atau kegunaan dari menggunakan alat jar test yaitu kita mendapatkan data :

  • Nilai pH
  • Dosis koagulan atau polimer
  • Metode pembubuhan bahan kimia (jenis koagulan)
  • Kepekatan larutan kimia
  • Waktu dan intensitas pengadukan, baik itu pengadukan cepat maupun pengadukan lambat.
  • Waktu penjernihan

Uji jar test dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut flocculator. Pada metode jar test terdapat dua tahap proses yaitu koagulasi (pengadukan cepat) dan flokulasi (pengadukan lambat).

Prinsip kerja jar test adalah membuat air limbah bergerak berputar searah. Perputaran tersebut dilakukan dengan dua tipe kecepatan yaitu kecepatan tinggi yang digunakan untuk memisahkan partikel dengan cairan (destabilisasi) dan kecepatan lambat digunakan untuk membentuk flok-flok. Dimana sebelum dilakukan pengadukan ditambahkan suatu senyawa pada air limbah, yaitu senyawa kogulan (proses koagulasi) pada pengadukan dengan kecepatan tinggi dan larutan polimer pada pengadukan dengan kecepatan lambat (proses flokulasi) . Masing – masing pengadaukan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian air limbah didiamkan untuk mengendapkan flok-flok yang telah terbentuk.

Berdasarkan SNI- 19-6449-2000 metode pengujian koagulasi flokulasi dengan cara jar test termasuk prosedur umum untuk mengevaluasi pengolahan dalam rangka mengurangi bahan-bahan terlarut, koloid, dan yang tidak dapat mengendap dalam air dengan menggunakan bahan kimia dalam proses koagulasi-flokulasi, yang dilanjutkan dengan pengendapan secara gravitasi.

Variabel-variabel utama yang dikaji dalam melakukan uji jar test yaitu :

  1. Bahan kimia pembantu
  2. pH
  3. Temperatur
  4. Persyaratan tambahan dan kondisi campuran

Prosedur yang dilakukan dalam melakukan uji jar test yaitu (SNI- 19-6449-2000):

  • Masukan volume contoh uji yang sama (misalkan 1000 ml) ke dalam masing-masing gelas kimia. Tempatkan gelas hingga baling-baling pengaduk berada 6,4 mm dari dinding gelas. Catat temperatur contoh uji pada saat pengujian dimulai.
  • Letakan bahan kimia uji pada pereaksi
  • Oprasikan pengaduk multi posisi pada pengadukan cepat dengan kecepatan kira-kira 120 Rpm. Tambahkan larutan atau suspensi pada setiap penentuan dosis yang telah ditentukan sebelumnya
  • Kurangi kecepatan sampai pada kecepatan minimal, untuk menjaga keseragaman partikel flok yang terlarut melalui pengadukan lambat selama 20 menit.
  • Setelah pengadukan lambat selesai angkat baling-baling dan lihat pengendapan partikel flok
  • Setelah 15 menit pengendapan , catat bentuk flok pada dasar gelas dan catat temperatur contoh uji, dengan menggunakan pipet atau siphon, keluarkan sejumlah cairan supernatan yang sesuai sebagai contoh uji untuk penentuan warna, kekeruhan,pH, dan analisa lainnya.
  • Ulangi langkah a) sampai f) diatas sampai semua variabel penentu terevaluasi. Untuk mendapatkan hasil yyang lebih teliti prosedur berpasangan 3 dan 3 jar dianjurkan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *